BeritaAktual87.net, KARAWANG - Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya tengah melanda Kabupaten Karawang. Pasalnya, hingga pertengahan Mei 2025, tercatat 500 kasus DBD dan puluhan kasus Chikungunya. Bahkan, wabah ini telah menyebabkan korban jiwa.
Hal itu diungkapkan kepala dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang, dr. Endang Suryadi.
"Hingga pertengahan Mei 2025 ini DBD sedang naik tren-nya. Salah satu penyebabnya adalah perubahan cuaca. Seharusnya sudah masuk musim kemarau, tapi masih banyak hujan. Ini yang disebut BMKG sebagai kemarau basah," ujar Endang, Jumat 16 Mei 2025
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan kondisi cuaca seperti ini menyebabkan air mudah tergenang di berbagai tempat.
Genangan air ini menjadi sarang yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak, nyamuk yang juga menjadi vektor penyebar virus DBD dan Chikungunya.
"Selain DBD, penyakit yang juga merebak adalah Chikungunya. Gejalanya mirip DBD, tapi lebih dominan ke nyeri otot dan sendi. Keduanya ditularkan oleh nyamuk, tapi virusnya berbeda," jelasnya.
Dengan begitu, Endang menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah pencegahan utama. Menurutnya, masyarakat harus aktif membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya, terutama menghilangkan genangan air dan barang-barang yang bisa menjadi tempat persembunyian nyamuk.
"Nyamuk bisa terbang hingga 200–300 meter, jadi pembersihan tidak cukup hanya di dalam rumah. Harus dilakukan serentak di tingkat RT dan RW," tuturnya.
Terkait penanganan, Endang mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala mirip DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, dan bintik-bintik merah. Penanganan DBD memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memantau kadar trombosit.
"Kalau trombosit di bawah 100 ribu, wajib dirawat. Jadi, jangan tunggu parah, langsung ke puskesmas atau rumah sakit," tegasnya.
Kendati demikian, untuk tindakan pengasapan (fogging), Dinkes Karawang telah menyiapkan anggaran dari APBD. Fogging akan dilakukan jika ditemukan kasus DBD yang terkonfirmasi, serta adanya jentik nyamuk di lokasi tersebut.
"Pencegahan tidak harus menunggu ada korban dulu. Kita sudah lakukan sosialisasi ke puskesmas dan klinik. Intinya, jangan beri ruang bagi nyamuk berkembang biak," tukas Endang. (Red)
0 Komentar