BeritaAktual87.net, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tampaknya serius dengan gebrakan baru yang bertujuan membina siswa yang terindikasi nakal.
Tak main-main, Dedi Mulyadi menyebut pihak TNI sudah menyiapkan 30 hingga 40 barak untuk program pembinaan tersebut.
Dedi menjelaskan, program pendidikan berkarakter ini akan dimulai pada 2 Mei 2025.
"Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap," ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, program ini ditentukan berdasarkan kesepakatan antara orang tua dan pihak sekolah.
Ada pun siswa yang prioritas adalah mereka yang sulit dibina dan terindikasi terlibat dalam pergaulan bebas maupun tindak kriminal.
"Selama enam bulan, siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal. TNI yang akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya," terang mantan Bupati Purwakarta yang akrab dengan sebutan Kang Dedi Mulyadi ( KDM).
Menurutnya, Pembiayaan program ini akan menjadi kolaborasi antara Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten serta kota. Dia juga menegaskan bahwa saat ini pihaknya masih melarang adanya perjalanan study tour, wisuda, dan kegiatan lain yang membebani orang tua.
Selain itu, orang tua siswa diminta untuk tidak mengizinkan anak-anak yang belum cukup umur untuk berangkat sekolah menggunakan sepeda motor.
"Harus segera dibuat Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Dinas Pendidikan dan Kemenag untuk mempertegas kebijakan ini," pungkasnya. (Red)
Tak main-main, Dedi Mulyadi menyebut pihak TNI sudah menyiapkan 30 hingga 40 barak untuk program pembinaan tersebut.
Dedi menjelaskan, program pendidikan berkarakter ini akan dimulai pada 2 Mei 2025.
"Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap," ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, program ini ditentukan berdasarkan kesepakatan antara orang tua dan pihak sekolah.
Ada pun siswa yang prioritas adalah mereka yang sulit dibina dan terindikasi terlibat dalam pergaulan bebas maupun tindak kriminal.
"Selama enam bulan, siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal. TNI yang akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya," terang mantan Bupati Purwakarta yang akrab dengan sebutan Kang Dedi Mulyadi ( KDM).
Menurutnya, Pembiayaan program ini akan menjadi kolaborasi antara Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten serta kota. Dia juga menegaskan bahwa saat ini pihaknya masih melarang adanya perjalanan study tour, wisuda, dan kegiatan lain yang membebani orang tua.
Selain itu, orang tua siswa diminta untuk tidak mengizinkan anak-anak yang belum cukup umur untuk berangkat sekolah menggunakan sepeda motor.
"Harus segera dibuat Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Dinas Pendidikan dan Kemenag untuk mempertegas kebijakan ini," pungkasnya. (Red)
0 Komentar